-->

PENYIARAN ISLAM MELALUI MEDIA RADIO


PENYIARAN ISLAM MELALUI MEDIA RADIO
Oleh: Admin
A.                Pendahuluan
Islam adalah ajaran Allah yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide, jika tidak disampaikan kepada manusia lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan. Dalam hal ini dakwah Islamiyah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting. Dakwah adalah komunikasi antar umat manusia yang berisi pesan-pesan ajaran Islam berupa ajakan, seruan, nasehat kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, sehingga untuk mencapai hasil yang diharapkan dibutuhkan pengetahuan komunikasi.[1] Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi  hidup setiap Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Saw.
Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Sebagai agama dakwah, Islam mewajibkan umatnya untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi dan aktualisasi syari’at  Islam dengan berbagai metode dan media. Dijelaskan dalam AlQuran:
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ
Artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (Q.S. An-Nahl/16: 125).
            Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat saat ini telah memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia. Teknoloigi tersebut telah memudahkan manusia untuk berhubungan antara satu dengan yang lainnya, memudahkan manusia berbagai infromasi secara cepat antara satu benua dengan benua yang lain. Kemajuan tersebut menunjukkan bahwa manusia saat ini telah berada pada era informasi. Pada era informasi, manusia semakin banyak mendapatkan pilihan media untuk menyerap informasi. Semakin cepat arus informasi dan semakin beragam media massa akan mengantarkan manusia kepada transformasi.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menuntut adanya perimbangan pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik, sehingga dapat menyusun dan melaksanakan program dakwah yang antisipatif dan solutif terhadap komopleksitas masalah khalayak dalam menerima dan merespon aneka ragam informasi.[2] Artinya di era informasi, dakwah harus memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Salah satu bentuk teknologi komunikasi dan informasi adalah media radio.
Penggunaan media radio dalam pelaksanaan dakwah Islamiyah disebut dengan penyiaran Islam. Penyiaran Islam adalah segala kegiatan yang bentuk, sifat dan tujuannya untuk menyebarluaskan ajaran agama Islam kepada masyarakat agar mengerti dan mengamalkannya. Dijelaskan dalam AlQuran:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqarah/2:208).
Dalam penyiaran Islam akan terjadi transformasi yang diikuti proses internalisasi iman dan Islam, pengamalan, pentradisian ajaran dan nilai-nilai Islam serta perubahan keyakinan, sikap dan perilaku manusia. Dalam hal ini media radio dinilai sebagai sarana tercepat dalam penyampaian informasi, selain murah dan mudah. Penggunaan media dalam dakwah Islamiyah telah digunakan sejak zaman Rasulullah Saw, yang menggunakan surat dan dikirim kepada para penguasa Romawi, Persia, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa media merupakan salah satu faktor keberhasilan dakwah Islamiyah.

B.                 Pemanfaatan Media Radio Dalam Penyiaran Islam
Radio merupakan bentuk komunikasi massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.[3] Melalui radio, suatu komunikasi yang akan disampaikan komunikator kepada khalayak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dan komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di tempat yang berbeda dan terpencar.  Radio dapat dinikmati secara santai tanpa harus meninggalkan aktivitas lain, artinya dapat dinikmati di berbagai tempat. Disamping itu karakter radio yang mudah didapatkan, mudah dibawa kemana saja dengan bentuknya yang sederhana, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi saat ini radio sudah menjadi bagian pelengkap dari handphone menjadikan radio sebagai primadona.
Perannya yang begitu besar dan luas menjadikan radio begitu penting dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, radio sudah merupakan kebutuhan primer, karena radio hampir tersebar merata ke seluruh nusantara bahkan sampai di pelosok pedesaan dan wilayah terpencil. Radio dianggap efektif dalam menyampaikan informasi pada masyarakat, karena radio memiliki daya kekuatan, yaitu:
1.                  Daya langsung.
Radio siaran mencapai sasarannya yakni pendengar dan isi program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Setiap gagasan propaganda dapat dengan mudah ditulis diatas kertas kemudian tinggal dibacakan di depan corong radio sebanyak kali yang diinginkan. Bahkan suatu peristiwa dapat juga diikuti pendengar pada saat peristiwa tersebut berlangsung.
2.                  Daya tembus.
Dalam arti kata radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain  waktu, jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah.
3.                  Daya tarik.
            Radio mempunyai tiga unsur daya tarik, yaitu musik, kata-kata dan efek suara (sound effect).[4]
            Dalam proses komunikasi sosial, fungsi radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengar, yaitu informasi, pendidikan dan hiburan. Tingkatan peran sosial yang diemban radio dalam kapasitasnya sebagai media publik atau dikenal dengan konsep radio for society, yaitu menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain, sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan, sarana diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan, dan sarana mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran.[5] Perkembangan dunia teknologi saat ini berdampak pula pada media radio. Jika dulu masyarakat hanya dapat menikmati siran radio dengan gelombang AM (Amplitude Modulation), namun sekarang sudah dapat dinikmati dengan gelombang FM (Frequency Modulation) yang bersuara lebih jernih, bahkan masyarakat sudah dapat menikmati siaran radio internet, radio satelit, dan radio HD (berdefinisi tinggi).
            Kelebihan-kelebihan media radio ini semestinya digunakan semaksimal mungkin sebagai media penyiaran Islam. Penyiaran Islam melalui media radio mempunyai efektifitas tinggi, karena dapat menembus batas-batas geografis suatu wilayah serta memperpendek waktu berkomunikasi. Artinya media radio efektif untuk mencapai tujuan penyiaran Islam, yaitu perubahan kehidupan beragama Islam pada masyarakat, baik dalam bidang akidah, syari’ah maupun akhlakul karimah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penyiaran Islam melalui radio memberi pengaruh terhadap pengetahuan agama pendengar aktif. Pendengar aktif merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah proses siaran dengan format dialog interaktif dengan karakter  individu-individu yang memiliki freedom of choice dalam merespon suatu siaran. Pendengar aktif juga selektif dalam menerima pesan, jika pesan itu menarik, penting dan dibutuhkan. Itu artinya siaran agama Islam dalam bentuk dialog interaktif menjadi salah satu acara yang menarik bagi pendengar aktif. [6]
            Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Focus Group Discussion (FGD), terhadap penyiaran Islam di RRI Lhokseumawe penyiaran Islam melalui radio saat ini semakin mendapat perhatian masyarakat dan menjadi salah satu siaran yang telah diminati khalayak. [7] Penyajian program siaran agama Islam yang lebih variatif dan dikemas dengan berbagai format. Pengemasan siaran agama Islam yang dilakukan dengan sistem kapsul, artinya didalam siaran pada satu daypart (pembabakan waktu dalam pola siaran), maka pendengar akan dapat menyimak beragam acara. Sistem ini akan menjadikan siaran agama Islam menjadi lebih menarik karena telah dikemas dengan berbagai variasi siaran.
            Disamping itu juga materi dan penyajian siarannya disesuaikan dengan keinginan pendengar tanpa meninggalkan hakikat dari agama itu sendiri menjadi daya tarik tersendiri bagi penyiaran Islam. Karena khalayak di radio sangat heterogen dari berbagai aspek, baik aspek usia, pendidikan, tingkat sosial, dan sebagainya, dimana mereka ini mempunyai selera dan keinginan yang beraneka ragam yang harus dipertimbangkan. Penyiaran Islam melalui media radio juga memperhatikan penempatan jam siar, yaitu disesuaikan dengan kondisi pendengar yang telah diatur dalam pola siaran dengan sistem pembabakan waktu (daypart), yaitu: pagi, siang, sore dan malam menjadikan siaran agama Islam tidak monoton karena  memperhatikan karakter penyajian siaran dan karakter pendengar.
Dengan demikian media radio sebagai bentuk teknologi komunikasi dan informnasi memberi dampak positif kepada masyarakat, terutama dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan kemudahan bagi da’i (komunikator Islam) dalam menyampaikan pesan-pesan keIslaman. Besarnya perhatian khalayak terjadap media radio, mendorong munculnya radio-radio yang bernuansakan Islam saat ini.  Dimana Radio-radio tersebut secara kesleuruhan programnya menyiarkan pesan-pesan keIslaman. Sedangkan radio-radio umum juga sudah banyak memberikan porsi lebih pada program siarannya untuk penyiaran Islam, seperti pada program khsusu Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa penyiaran Islam melalui radio saat ini, kondisinya cukup menggembirakan, karena  program siaran agama Islam sudah dikemas secara variatif dan inovatif. Besarnya pengaruh dan peranan penyiaran Islam di radio untuk mencapai tujuan, merupakan fakta dari kondisi objektif penyiaran Islam di radio saat ini.

C.                Kesimpulan
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat saat ini telah memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dan menunjukkan bahwa manusia saat ini telah berada pada era informasi. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menuntut adanya perimbangan pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik. Artinya di era informasi, dakwah harus memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Salah satu bentuk teknologi komunikasi dan informasi adalah media radio. Melalui radio, suatu komunikasi yang akan disampaikan komunikator kepada khalayak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dan komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di tempat yang berbeda dan terpencar.  Radio dapat dinikmati secara santai tanpa harus meninggalkan aktivitas lain, artinya dapat dinikmati di berbagai tempat, disamping mudah dan murah.
Kelebihan media radio tersebut sepatutnya digunakan sebagai media penyiaran Islam. Penyiaram Islam melalui media radio sangat berperan dalam penyebarluasan ajaran agama Islam kepada masyarakat. Kondisi objektif penyiara Islam saat ini  cukup menggembirakan, karena  program siaran agama Islam sudah dikemas secara variatif dan inovatif. Disamping itu dengan peningkatan kompetensi dan kualitas siaran agama Islam yang dilakukan oleh tim kreatif serta memperhatikan penempatan jam siar yang sesuai dengan kondisi khalayak, menjadikan penyiaran Islam melalui media radio lebih efektif dalam mencapai sasaran. Dengan demikian media radio sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi dan informasi memberikan dampak positif bagi masyarakat.

 Daftar Rujukan
Anwar. S Aminuddin. Pengantar Ilmu Dakwah,. Semarang: IAIN Walisongo, Fakultas Dakwah, 1985.

Bungin. Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Effendi . Onong Uchjana,  Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung: CV.Mandar Maju, 1992.

Kusnawan. Aep. Komunikasi & Penyiaran Islam Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan Digital. Bandung: Benang Merah Press, 2004.

LPP RRI Lhokseumawe. Hasil Penelitian FGD di Kota Lhokseumawe Dan Aceh Utara. Lhokseumawe : 2011
Masduki,  Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LKIS, 2001.
Setiawan, Arief, Pengaruh Mendengarkan Siaran Dialog Agama islam di radio Kota Perak Yogyakarta Terhadap Pengetahuan Agama Islam PendengarAktif di Wilayah D.I Yogyakarta, Yogyakarta: Thesis UIN Sunan Kalijaga, 2009.




[1] M. Aminuddin S Anwar, Pengantar Ilmu Dakwah, (Semarang: IAIN Walisongo, Fakultas Dakwah, 1985), h. 4.
                [2] Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. xiii.
[3] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 71.
[4] Onong Uchjana Effendi,  Radio Siaran Teori & Praktek, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1992). h. 139.
[5] Masduki,  Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LKIS,  2001)., h. 2-3.
[6] Arief Setiawan, Pengaruh Mendengarkan Siaran Dialog Agama Islam di Radio Kota PerakYogyakarta Terhadap Pengetahuan Agama Islam Pendengar Aktif di Wilayah D.I Yogyakarta, (Yogyakarta: Thesis UIN Sunan Kalijaga, 2009.
[7] LPP RRI Lhokseumawe, Hasil Penelitian FGD di Kota Lhokseumawe Dan Aceh Utara, (Lhokseumawe : 2011).
LihatTutupKomentar